Teringat salah satu acara televisi yang kutonton waktu masih
di rumah, waktu liburan puasa lalu. Acara tv berjudul The Outsiders yang hanya
bisa ditonton lewat saluran tv kabel industry rumahan. Hehe..
Membahas tentang salah satu permasalahan sosial unik.
Freeganisme…
WHAT IS FREEGANISM??
Sebenarnya search aja di google. Banyak yang membahas
tentang ini. Tapi, bahasa mudahnya menurutku freeganisme itu adalah semacam
prinsip dimana orang-orangnya bertekad bahwa mereka tidak ingin menambah jumlah
sampah yang ada di dunia ini. Yang seperti ini sih sebenarnya sudah biasa.
Banyak orang yang memiliki semangat 3R (reduce, reuse, recycle) yang
berinisiatif dengan berbagai macam cara demi mengurangi sampah. Hanya saja,
cara yang dilakukan kaum freegan (sebutan orang-orang yang berprinsip
freeganisme) untuk mengurangi sampah ini termasuk tidak biasa bahkan tergolong
ekstrim. Mereka memungut dan memilah sisa-sisa makanan atau perkakas apapun
yang ada di bak sampah untuk dikonsumsi dan digunakan kembali.
Sebenarnya, yang begini sih sudah sangat banyak di
Indonesia. Bedanya, kalau di Indonesia masyarakat tak mampu melakukan hal ini
karena tuntutan hidup dan terpaksa, sedangkan kalau di luar negeri kaum freegan
melakukan hal ini karena prinsip dan dengan sukarela.. Mereka justru merasa
memiliki tanggung jawab untuk melakukan hal ini.. Entahlah.. aneh.
Ambil salah satu contoh. Yang kutonton di tv itu menampilkan
kehidupan sepasang kaum freegan yang ada di Australia. Sepasang suami-istri
lansia yang sudah tidak bekerja. Pengangguran di Australia pun tergolong orang
kaya kalau ada di Indonesia. Begitupun mereka. Pasutri itu tetap mendapat
tunjangan dari pemerintah setempat dan kupikir kehidupan mereka tergolong
sangat memadai. Tapi, lihat apa yang mereka lakukan.. Setiap hari setelah jam tutup pertokoan, mereka selalu
mendatangi toko-toko swalayan, namun bukan untuk berbelanja melainkan untuk
mengorek-ngorek seisi bak sampah besar yang ada di swalayan tersebut. Masih
mending kalau yang mereka ambil itu hanya berupa perkakas atau barang-barang
plastik atau semacamnya. Masalahnya mereka juga mengambil bahan-bahan makanan
seperti buah, sayur, daging, dan bahan lain yang sudah dihinggapi lalat-lalat
untuk dikonsumsi kembali. Aaaaaah, betapa anehnya..
Yang paling membuatku terkejut, ternyata mereka tidak
mengonsumsi “makanan sampah” itu sendirian. Pesta barberque.. itu adalah
kebiasaan orang-orang barat yang sudah menjadi tradisi. Setiap akhir pekan,
pasutri lansia itupun juga melakukannya. Mereka mengundang kolega, sahabat,
ataupun orang-orang terdekat untuk turut serta menikmati pesta itu. Daging
barberque yang dipanggang di atas bara api itu terlihat sangat lezat dan begitu
segar. Orang-orang menikmatinya dengan sukacita..
Hehehehe.. Seandainya mereka tahu asal daging yang mereka makan
itu darimana. Ckckckck, kasihan sekali.. Pasutri lansia itu tidak pernah
memberitahu jati diri mereka sebagai kaum freegan. Dan anehnya, meski sudah
sekian lama mereka mengonsumsi “makanan sampah”, mereka terlihat sehat-sehat
saja. :p
Hmmmmm, entah ini salah satu bentuk frustasi segelintir
orang akan semakin banyaknya sampah atau bagaimana.. Tapi nggak perlu segitunya
juga kaliii. Dia menciptakan otak untuk berpikir dan Dia juga menciptakan
tanaman serta hewan yang dapat kita konsumsi dengan layak. Makanan yang baik
akan meningkatkan nutrisi otak untuk kecerdasan berpikir. Pikiran yang baik
tentunya dapat digunakan untuk mencari solusi yang baik pula… Ok. Jadi, yang
wajar-wajar saja lah….. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar