Kamis, 26 April 2012

Loving or To Be Loved

Loving or to be loved... Mencintai atau dicintai..
Ini yang selalu menjadi pertanyaanku sejak SMA dulu, bahkan sampai sekarang. Obrolan yang nggak akan pernah mati dan habis dimakan zaman. Tema pembicaraan favorit muda-mudi zaman sekarang.
Tentang cinta...

Cinta memang bisa membuat orang bahagia .. Nggak bisa dipungkiri. Kalau hidup tanpa cinta rasanya hampa. Kedengarannya emang agak gombal, tapi itu memang nyata adanya. Cinta bisa membuat orang bangkit, ketika ia jatuh dalam keadaan paling terpuruk sekalipun.
Setiap orang ingin merasakan cinta, dan setiap orang juga ingin dicintai. Tapi apakah setiap orang bisa mencintai...? Entahlah..
Menjadi orang yang dicintai memang menyenangkan rasanya.. Ada seseorang yang selalu memperhatikanmu setiap saat, selalu memikirkanmu walau tanpa kau sadari. Ia selalu ada untukmu.. Bahkan, terkadang tak perlu ada pengorbanan untuk mendapatkan itu.
Tapi, bagaimana dengan yang mencintai..? Apakah selalu seindah itu? Nggak juga, tapi selalu ada saat dimana orang yang mencintai merasa menjadi orang paling bahagia di dunia. Kapan itu terjadi...?

Jatuh cinta..? Banyak orang bilang "Aku jatuh cinta padanya", tapi dengan berbagai alasan. Apakah itu cinta yang sesungguhnya? Tidak tahu, jawabannya tergantung hati kita masing-masing. Tapi cara mencintai yang terindah adalah ketika " Aku mencintainya tanpa alasan, hanya cinta saja." Sulit sekali untuk mengalaminya.. tapi itulah rasa cinta yang terindah.
"Aku mencintainya karena dia cantik". Lalu saat ia mulai menua dan tidak cantik lagi, apakah kau akan tetap mencintainya..?
"Aku mencintainya karena dia baik hati". Lalu jika suatu saat ia terpuruk dan melakukan sesuatu yang di luar perkiraanmu, apakah kau akan meninggalkannya begitu saja?
"Aku mencintainya karena ini, itu, ini, itu....". Sungguh, setiap orang hanya ingin merasakan cinta yang lebih dari sekedar cinta yang beralasan macam itu.

Mencintai memang banyak berkorban perasaan.. Tak berani untuk mengungkapkannya, atau mungkin ia sudah menyukai orang lain, atau takut ketika nantinya ia mulai menjauh. Tapi di luar semua itu, mencintai sangatlah indah, hanya dengan hal kecil saja kau bisa merasa amat bahagia.
Saat mulai menyukai seseorang, maka kau akan berharap ingin selalu melihat dan dekat dengannya. Berpapasan dengannya pun bisa membuatmu senang. Hanya melihat dirinya dari jauh pun walau sebenarnya ia tak menyadari kehadiranmu, sudah bisa membuatmu bersemangat.

Perhatian kecil yang diberikannya, obrolan kecil dengannya. Saat itu rasanya amat bahagia, tapi saat itu pula mungkin kau akan berpikir " Apakah aku masih bisa mempunyai kesempatan seperti ini lagi? Jika ia memang mencintai orang lain bagaimana..? Mungkinkah ia berpikir sama seperti yang kupikirkan..?".
Sungguh, apapun itu.. jalani saja saat-saat itu. Jikalau namanya memang dituliskan bersanding denganmu, maka sungguh itu sangatlah indah.. Cukup menjadi dirimu sendiri apapun keadaanmu. Jika memang jalannya, maka ia akan selalu mencintaimu tanpa satupun alasan..

Freeganism


Teringat salah satu acara televisi yang kutonton waktu masih di rumah, waktu liburan puasa lalu. Acara tv berjudul The Outsiders yang hanya bisa ditonton lewat saluran tv kabel industry rumahan. Hehe..
Membahas tentang salah satu permasalahan sosial unik. Freeganisme…
WHAT IS FREEGANISM??
Sebenarnya search aja di google. Banyak yang membahas tentang ini. Tapi, bahasa mudahnya menurutku freeganisme itu adalah semacam prinsip dimana orang-orangnya bertekad bahwa mereka tidak ingin menambah jumlah sampah yang ada di dunia ini. Yang seperti ini sih sebenarnya sudah biasa. Banyak orang yang memiliki semangat 3R (reduce, reuse, recycle) yang berinisiatif dengan berbagai macam cara demi mengurangi sampah. Hanya saja, cara yang dilakukan kaum freegan (sebutan orang-orang yang berprinsip freeganisme) untuk mengurangi sampah ini termasuk tidak biasa bahkan tergolong ekstrim. Mereka memungut dan memilah sisa-sisa makanan atau perkakas apapun yang ada di bak sampah untuk dikonsumsi dan digunakan kembali.
Sebenarnya, yang begini sih sudah sangat banyak di Indonesia. Bedanya, kalau di Indonesia masyarakat tak mampu melakukan hal ini karena tuntutan hidup dan terpaksa, sedangkan kalau di luar negeri kaum freegan melakukan hal ini karena prinsip dan dengan sukarela.. Mereka justru merasa memiliki tanggung jawab untuk melakukan hal ini.. Entahlah.. aneh.
Ambil salah satu contoh. Yang kutonton di tv itu menampilkan kehidupan sepasang kaum freegan yang ada di Australia. Sepasang suami-istri lansia yang sudah tidak bekerja. Pengangguran di Australia pun tergolong orang kaya kalau ada di Indonesia. Begitupun mereka. Pasutri itu tetap mendapat tunjangan dari pemerintah setempat dan kupikir kehidupan mereka tergolong sangat memadai. Tapi, lihat apa yang mereka lakukan..             Setiap hari setelah jam tutup pertokoan, mereka selalu mendatangi toko-toko swalayan, namun bukan untuk berbelanja melainkan untuk mengorek-ngorek seisi bak sampah besar yang ada di swalayan tersebut. Masih mending kalau yang mereka ambil itu hanya berupa perkakas atau barang-barang plastik atau semacamnya. Masalahnya mereka juga mengambil bahan-bahan makanan seperti buah, sayur, daging, dan bahan lain yang sudah dihinggapi lalat-lalat untuk dikonsumsi kembali. Aaaaaah, betapa anehnya..
Yang paling membuatku terkejut, ternyata mereka tidak mengonsumsi “makanan sampah” itu sendirian. Pesta barberque.. itu adalah kebiasaan orang-orang barat yang sudah menjadi tradisi. Setiap akhir pekan, pasutri lansia itupun juga melakukannya. Mereka mengundang kolega, sahabat, ataupun orang-orang terdekat untuk turut serta menikmati pesta itu. Daging barberque yang dipanggang di atas bara api itu terlihat sangat lezat dan begitu segar. Orang-orang menikmatinya dengan sukacita..
Hehehehe.. Seandainya mereka tahu asal daging yang mereka makan itu darimana. Ckckckck, kasihan sekali.. Pasutri lansia itu tidak pernah memberitahu jati diri mereka sebagai kaum freegan. Dan anehnya, meski sudah sekian lama mereka mengonsumsi “makanan sampah”, mereka terlihat sehat-sehat saja. :p
Hmmmmm, entah ini salah satu bentuk frustasi segelintir orang akan semakin banyaknya sampah atau bagaimana.. Tapi nggak perlu segitunya juga kaliii. Dia menciptakan otak untuk berpikir dan Dia juga menciptakan tanaman serta hewan yang dapat kita konsumsi dengan layak. Makanan yang baik akan meningkatkan nutrisi otak untuk kecerdasan berpikir. Pikiran yang baik tentunya dapat digunakan untuk mencari solusi yang baik pula… Ok. Jadi, yang wajar-wajar saja lah….. :D

Pulkam Pertama kali Sejak di Jakarta


Naaaah, akhirya sampai juga di Kalimantan..
Setelah sekian lama terkatung-katung di angkasa – karena penerbangannya terasa lebih lama dari biasanya ditambah mumet-mumet gak enak gara-gara gejala motion sickness – sampai juga aku di Balikpapan.
Pertama kali pulang kampong sebagai anak perantauan, ke bandara tanpa ortu . . Cari gate ruang tunggu sama Mega, Kak Nia, dan Kak Pupah. Haha, heboh sendiri gara-gara ngeliat anak penerbangan yang pake seragam (gagah mamen. Wkekeke) plus Mega yang secara gak sengaja ketemu cowok yang kembaran jaket FMKI di bandara. . Jodoh kali….Hihihihi. Not too bad untuk dijadikan sebuah catatan perjalanan.. J
Sebenarnya, dari kami berempat akulah yang paling enak pejalanannya. Tapi rasanya aku juga yang paling cepat tepar. Kalau dibandingkan sama mereka bertiga. .
Mega yang harus dua kali naik pesawat dengan waktu yang mepet antara landing pesawat pertama dengan take-off pesawat berikutnya supaya bisa sampai Berau. Benar-benar in a rush dia . . Ckckckck
Kak Pupah yang lengkap perjalanan darat-laut-udara. Dari Otista ke Soeta naik taksi, kemudian lanjut naik pesawat kurang lebih  2 jam, lalu lanjut naik taksi lagi ke pelabuhan, terus naik kapal penyeberangan lagi supaya bisa sampai Penajam. Kalau aku mungkin udah mabok-mabok. Mantep dah Kak Pupah ..
Lalu aku dan Kak Nia yang pulang bareng dari Balikpapan ke Samarinda. Alhamdulillah ternyata Papa sempat buat jemputin. Sempat mampir ke rumah dulu, terus Kak Nia lanjut lagi pulang ke rumahnya di Cendana.
Dan yang unik dari kami adalah : Membawa oleh-oleh yang sama ----------à Brownies Amanda.

OTW BPP-SMD, 20 agu 2011
Alhamdulilah puasaku hari itu full. Gak mabok seperti biasanya. Tumbenn.. Biasanya udah kayak orang sakau.
Gak ada yang berubah. Perjalanan Bpp-Smd masih sama seperti yang dulu. . Tapi katanya mau dibangun jalan tol dari Jembatan Mahkota tembus ke Balikpapan (kata bapak kalau gak salah gitu) yang entah kapan bakal selesai. Membelah bukit dan meratakan tanah, banyak traktor dan debu. Seperi itu kira-kira gambarannya. Sama aja kayak pembangunan Bandara Sei. Siring yang dari dulu sampai sekarang rasanya gak jadi-jadi. Tetap aja kalau wanna have a flight musti ke Sepinggan dulu. Padahal Samarinda ibukota, tapi gak punya bandara (ada bandara Temindung untuk penerbangan dalam provinsi, pesawat kecil aja). So, gak heran temanku bilang kalau ibukota Kaltim itu Balikpapan, lantaran Samarinda gak punya bandara besar. Udah salah, ngotot lagi dia . .Hehe
Perjalanan yang menurutku enak mennn rek.. Apalagi kalau naik kereta. Sayangnya gak ada kereta kecuali kereta batubara. Sepanjang Bukit Soeharto apalagi. Rasa-rasanya kalau di Jakarta gak mungkin dapat yang kayak gini. Kecuali kalau ke Bandung atau Sukabumi mungkin..Hawa sejuk pegunungan yang benar-benar bikin “brrrrrrrr”. Dingin luar biasa.. Tapi, kalau di Bukit Soeharto ademnya gak bikin bergidik. Hangat-hangat sejuk gimana gitu.. Melewati jalan masuk menuju Bukit Bengkirai, yang sama sekali belum pernah menginjakkan kaki disana. Padahal udah sekian  lamanya hidup di Kaltim, tapi kok ya jadi anak rumahan.
Katanya, jalan masuk menuju hutannya masih jauh dan gak bisa ditempuh pake mobil, musti pake ojek. Kebayang deh ongkos ojek yang masuk hutan berapa… hahahaah.
Singkat cerita, sampailah di Samarinda. Samarinda sepertinya udah tambah macet. Hari itu gak bisa lewat Jembatan Mahakam, karena katanya kalau jam-jam sore begitu macetnya panjang.. Akhirnya lewat Jembatan Mahulu aja yang langsung tembus ke perumahan.
Liat Sungai Mahakam dengan kapal-kapal tronton besar yang penuh batubara dari atas jembatan. Seperti gunung hitam mengapung di atas sungai. Entah batubaranya pada kemana, karena ternyata masih sering mati listrik disini. Padahal selama di Jakarta, rasa-rasanya gak pernah ada mati listrik tuh.. Mati listrik dan mati air.. Ckckckck
Tak lama kemudian, sampai di rumah deh. Welcome home J

MULAI DATANG SAMPAI SEKARANG….
Actually, nothing too special since I arrived in this city except one thing .. Meet the family.
Sampai di rumah, kata bude aku tambah putih. Wkwkwkwk. Perasaan aku ni hitam ah. Berarti sebelum berangkat ke Jakarta aku lebih hitam lagiii. Widihhhhh, hahaha. Katanya, panas Jakarta itu gak bikin hitam, malah bikin kulit bersih. Trus kalau panas Kalimantan itu yang bener-bener bikin hitam gara-gara terpapar batubara. Darimanenyeeee….! =_=
Sampai di rumah langsung update status. . Baru nyadar ternyata sinyal hape udah jadi merah plus tulisan huruf “E” diatasnya. Parahh.. Loadingnya membuat kita untuk belajar sabar.
Akhirnya, aku memutuskan untuk mencari koneksi internet lain selain warnet. Kalau ada warnet yang se-jam 2000 baru aku mau.. Hahaha.
Cari voucher internet bareng brotha naik motor Revo tercinta, jadinya kayak muter-muter tepian aja.
Dapat deh counter yang jual voucher internet, namun harga vouchernya gak sesuai perkiraanku. Telkomsel Flash masa aktif 2 minggu dengan kuota 200mb, 70rb. Gak jadi dah… Akhirnya beli Tri 500mb dengan harga 40rb dengan harapan mendapat koneksi yang kencang untuk beberapa minggu di rumah. Hasilnya…. Nihil. Sinyalnya soak bin ngadat. Sabarr, yang penting ada sinyal dikit-dikit.
Naaah, itulah sekilas setelah sampai di rumah… tenang sejenak tanpa suara bajaj dan dan kopaja. Hehehe. Selesai. ^_____^