Kamis, 23 Februari 2012

a girl from sebatik


Gadis dari Sebatik
Ini cerita dari ibuku. Seminggu yang lalu ibu datang menjenguk ke Jakarta. Katanya sih karena ada tiket promo… U yeah. Beruntung banget rasanya.. :D  Ibu pun bercerita tentang pengalaman sewaktu menunggu keberangkatan si pesawat promo C**ylink.
Hari minggu tanggal 12 Februari 2012, di ruang tunggu bandara Sepinggan. Ruang tunggu yang lumayan ramai dipenuhi orang-orang yang pengen pulang kampung, travelling, balik kuliah, dan sebagainya. Nah, ibu dengan semangatnya bercerita kepadaku. Sewaktu menunggu, ibu ketemu dengan banyak mahasiswa ataupun mahasiswi Kalimantan yang balik ke Jawa, karena masa liburan udah habis dan saatnya untuk kembali kuliah (orang libur saya kuliah, orang kuliah saya libur. Hehehe :p. Mantep cuiii   …).
Salah seorang yang ditemuinya adalah seorang gadis asal Balikpapan yang kuliah semester akhir di Universitas Padjajaran.. “ Waw..”, aku cuma terkagum dalam hati. “Terus, jurusannya apa?”, tanyaku lagi. Kemudian ibu menjawab, “Sastra Inggris bagian penerjemahan. Sekarang lagi siap-siapin bahan buat skripsi. Katanya kalo si mbak ini lulus terus wisuda, dia yang bakal jadi angkatan pertama di jurusannya. Kalo udah gitu kerjanya bakal di perusahaan-perusahaan asing……”
Hmmmm… keren banget dah. Kuliah di jurusan yang jarang diambil orang itu keren banget. Biasanya anak SMA habis lulus pengennya masuk kedokteran, teknik, akuntansi, matematika, biologi.. Sering banget didengar. Yang ini Sastra Inggris.. Keren deh J
Fasilitas pulang kampung yang selalu ada, pintar, kuliah di perguruan tinggi kelas satu yang terkenal, cari kerja pun enak. Terus kalo udah kerja gajinya gede pula.. Ckckck, enak kan..?
Nah, seperti itulah cerita si gadis asal Balikpapan..
Nggak lama kemudian, si mas-mas pengeras suara di ruang tunggu bilang kalau pesawat ???###$$%% akan segera take-off. Eh, ternyata pesawatnya si gadis Balikpapan. Dia pun pamit sama ibu, dan langsung masuk pintu keberangkatan.
Nah, sepi deh.. Ibu nggak ada teman ngobrol.
Tapi nggak lama kemudian, ibu dapat teman ngobrol lagi.. Seorang cewek juga.
“Dari mana, dek?”, tanya ibu.
“Dari Sebatik, bu.”, jawabnya santun dan singkat.
Kalo aku jadi ibu, pasti responku bakal kayak gini:
“Haaahh! Sebatik??? Jauh banget. Ngapain jauh-jauh ke Balikpapan. Capek kan..?”, hehehe. Nggak lebay-lebay banget lah itu..
Yap. Tau Sebatik, kan? Pulau Sebatik itu masuk wilayah Kalimantan Timur tapi terpisah dari dari daratan utama. Pulau kecil yang berdiri sendiri. Yang biasanya suka jadi rebutan sama Malaysia..
Singkat cerita, ternyata si gadis ini jauh-jauh ke Balikpapan buat kuliah, tapi kuliahnya bukan di Balikpapan melainkan  di Samarinda. Terus, kok malah ada di Balikpapan..?
Keinginannya buat sekolah emang patut dicontoh.
Dari Sebatik menuju Samarinda ia harus melalui Tarakan dan Balikpapan lebih dulu, kemudian dari Balikpapan mutar balik ke Samarinda.
Si cewek ini harus menyeberangi laut selama 2 jam menggunakan speed boat dari Sebatik supaya bisa sampai daratan utama di Tarakan. Biaya naik speed boat selama itu kayaknya juga nggak murah. Kemudian dia langsung menuju bandara untuk naik pesawat supaya bisa sampai Balikpapan. Nah, dari Balikpapan harus naik jalur darat lagi sekitar 2 atau 3 jam supaya sampai Samarinda.
Dia kuliah di Politeknik Negeri Samarinda. Bukannya sombong, tapi biasanya orang dari luar ibukota lebih memilih Mulawarman untuk melanjutkan pendidikan, karena satu-satunya universitas negeri di Kaltim. Nah, mungkin ada alasan lain.. Sekarang, jadi merasa agak nyesek gitu.. Padahal, waktu SMA dulu banyak banget yang nggak kepikiran atau bahkan nggak memilih buat kuliah di kota sendiri. Termasuk saya. Semua pengennya ke Jawa, UI lah, Unpad lah, UGM, ITB, ITS.. Wajar memang jika kita selalu berharap mendapat yang terbaik. Tapi coba lihat dari sisi yang lain. Padahal dengan mudahnya kami bisa masuk ke universitas negeri di kota sendiri itu. Bahkan, banyak yang tanpa tes. Ibaratnya, cuma dengan menunjukkan nilai raport dan sebutkan asal SMA mu. Kalau punya nilai lumayan dan asal SMA yang terkenal, maka itu sudah merupakan peluang besar kamu akan diterima. Dan benarlah, banyak dari SMA X yang diterima. Tapi, kebanyakan juga mendaftar di tempat lain dan universitas kota sendiri ini dijadikan second choice, third choice, atau pilihan yang kesekian. Kalau yang universitas jawa diterima, maka universitas kota sendiri inipun akan ditinggalkan. Sekali lagi, bukan maksud untuk sombong.
Setelah mendengar yang dilakukan gadis Sebatik ini untuk sekolah, rasanya jadi agak gimanaa..Tangguh dan mandiri. Padahal mungkin universitas negeri kota sendiri itu menjadi first choice nya dia.. Tapi, walaupun nggak goal, dia tetap niat untuk sekolah walaupun dia berada di pilihan yang kedua atau yang kesekian.
Sekarang kenyataannya sudah ada disini. Kadang-kadang kita merasa nggak puas dengan apa yang sudah didapat, selalu pengen lebih dan lebih. Atau kadang frustasi dengan semua keadaan yang nggak seperti harapan. Tapi mungkin memang begitulah alur yang seharusnya kita hadapi dan harus dijalani. Mau menjalaninya dengan luar biasa atau biasa-biasa aja itu pilihan, dan nggak ada yang salah dengan semua pilihan kita. Hanya perlu optimal untuk menjalani pilihan itu. Nggak perlu maksimal. Namanya juga manusia, semangat naik turun.. Cukup optimal, dan lakukan yang terbaik yang kita bisa. Easier said than done emang. Tapi dicoba aja.. Kata orang jawa, sapa tekun golek teken, bakal tekan (kalo tekun, bisa sampai ke tujuan). By google ^^
Ngutip kata-kata seorang pesulap Dedy Corbuz**r, bahwa kesuksesan itu bukanlah suatu kewajiban. Berjuang untuk sukeslah yang menjadi kewajiban. Kita nggak perlu bangga kalau merasa sukses atau berhasil, tapi banggalah karena sudah mau mencoba berjuang untuk berhasil. Berhasil atau gagal urusan yang kesekiaaaaan…
Terakhir, ngutip kata-kata seorang dosen yang selalu ada di akhir lembar soal ujian ekonomi.
GANBATTE KUDASAI :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar